Bagaimana kita harus bersikap dan apa yang harus kita lakukan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak kita ???

a. Meningkatkan kewaspadaan


Dengan semua kenyataan yang ada sekarang ini, sebaiknya kita meningkatkan kewaspadaan dalam pengasuhan anak dan balita kita. Waspadai dengan siapa anak kita berada, karena biasanya kekerasan dan perkosaan terhadap anak umumnya dilakukan oleh orang dekat dan dikenal anak dengan cara membujuk atau mengancam.


Jadi kewaspadaan itu diperlukan karena kita tidak dapat mengontrol apa yang telah mereka lakukan sebelum bersama anak kita. Bisa saja mereka menyaksikan atau membaca hal-hal yang porno yang menggugah nafsunya dan menggunakan kekuatan fisik serta kekerasan untuk menyalurkannya.


Anak atau balita kita yang laki-laki maupun yang perempuan memerlukan kewaspadaan yang sama. Oleh sebab itu kalau terpaksa meninggalkan anak dalam pengasuhan orang lain, lakukan pengecekan secara berkala. Pastikan semua aman.


b. Langkahi pikiran atau anggapan : seks itu tabu


Tidak dapat dielakkan bahwa kita dibesarkan dalam budaya bahwa seks adalah sesuatu yang tabu, saru, sehingga tidak pantas untuk dibicarakan dengan anak. Kalaupun kita ingin membicarakannya, kita tidak tahu bagaimana memulainya, kapan, apa yang akan dibicarakan dan sejauh mana menyampaikannya.


Kendala seperti ini harus diatasi. Kita bukan saja harus mampu membicarakan hal ini dengan anak tetapi juga membuat batasan dan penjelasan kepada orang-orang yang terlibat dalam pengasuhan anak kita.

Untuk mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengkomunikasikan masalah seks ini selain membaca buku-buku dapat juga mengikuti workshop dll.


c. Menggalang kerja sama dengan suami/istri, untuk sepenuhnya bertanggung jawab mengenai pendidikan seksualitas bagi anak kita. Kerjasama dengan orang yang terlibat dengan pengasuhan anak : orang tua, pembantu, pengasuh, supir, anggota keluarga lain, tetangga dan pihak sekolah untuk memperhatikan anak-anak kita.



Penanganan Korban Kekerasan Seksual

Akibat kekerasan seksual sangat kompleks sehingga perlu penanganan tim multidisiplin yang terdiri dari dokter anak, psikiater, psikolog, pekerja sosial, ahli hukum, pendidik dan lain-lain.



Bagaimana Mempersiapkan Anak Kita ?


1. Tingkatkan komunikasi dengan anak

Dengan komunikasi yang baik kita dapat membantu anak untuk :


- Memiliki kesadaran dan ketajaman perasaan terhadap apa yang mungkin terjadi terhadap dirinya.

Kita mengajarkan mereka untuk lebih waspada. Caranya bisa dengan menceritakan tentang peristiwa yang sering terjadi belakangan ini. Tapi gunakanlah kata-kata yang sesuai dengan usia anak dan kemampuan berpikir anak, sehingga tidak membuatnya tegang atau stress. Dalam berdialog, usahakan untuk mengontrol ekspresi wajah agar tetap rileks dan nada suara yang lembut dan rendah sehingga anak menjadi nyaman dan tidak takut.


- Meningkatkan harga dan kepercayaan dirinya.

Anak diajarkan bahwa diri dan tubuhnya adalah sesuatu yang sangat berharga bagi dia maupun bagi kita dan seluruh keluarga. Untuk itu ia harus menjaga dan memeliharanya dengan baik.



Hal ini tidak susah bagi anak, karena mereka biasanya sangat sensitif dengan miliknya : ”ini punyaku !”, ” Ini bonekaku, sepedaku, pinsilku !”. Jadi mereka dengan mudah bisa diajarkan untuk merasa berani mengatakan ”Ini badanku, Ini

milikku !”. katakan pada anak :




2. Mengajarkan Anak Jenis-jenis Sentuhan dan Cara Bereaksi Terhadapnya.



Menjelaskan sentuhan ini memang tidak mudah. Tapi karena situasi sudah begini, mau tidak mau kita harus berupaya untuk mampu melakukannya. Katakan pada anak bahwa orang yang menyentuh kita itu ada 3 cara :


a. Sentuhan yang pantas

yaitu sentuhan yang dilakukan seseorang karena kasih sayang misalnya mengusap, membelai kepala, membedaki badan.


b. Sentuhan yang membingungkan

sentuhan yang dilakukan antara menunjukkan kasih sayang dan nafsu. Misalnya mula-mula mengelus kepala, memeluk meluk lalu tangannya meraba bagian tubuh dari bawah bahu sampai atas dengkul, yang telah kita ajarkan pada anak merupakan bagian yang tidak boleh disentuh orang lain.


c. Sentuhan jelek

yaitu kalau seseorang meraba-raba paha, dada atau bagian yang dekat dengan kemaluan.



3. Ajarkan Anak Untuk Mempercayai Perasaannya


Anak-anak dibekali Allah dengan perasaan yang tajam sehingga dapat mengenali bagaimana perasaan dan perlakuan orang lain terhadapnya. Kita tentu pernah mengalami bagaimana perbedaan reaksi yang ditunjukkan anak yang kita sukai dan anak yang tidak kita sukai.


Mereka dapat merasakan perasaan kita bukan? Atas dasar itu sebenarnya anak kita bisa kita ajarkan atau dilatih untuk memperhatikan dan mempercayai berbagai macam perasaan yang dialaminya bila ia berhadapan dengan orang lain, apakah itu menyenangkan, membingungkan atau menakutkan !.


Dan perasaan tersebut dihubungkan dengan sentuhan yang

dilakukan orang tersebut terhadap anak. Kita bisa berulang kali mengingatkan anak.





to be continued ya....



sumber : yayasan kita dan buah hati